FSRD – Teras selatan Ndalem Djojokoesoeman dua hari lalu tanggal 9 Juli 2023 menghangat di sore hari. Pengunjung merapat erat dan antusias terlibat diskusi. Empat bintang bersinar di atas Panggung 1. Mereka bergantian menceritakan pengalamannya dijebak dan tertawan puisi. Reda Gaudiamo seorang satrawan dan musisi mengawali perjalanan musikalisasi puisi Alm. Prof. Sapardi Djoko Damono dengan riang jenaka.
Sesi diskusi berlanjut dengan pemaparan Adimas Immanuel seorang penyair muda, Aprilian Bima Purnanta (IG : @apriliananta – Ketua GERKATIN (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia) Surakarta seorang, dan Safina Nadisa musisi folk blues yang bertekun dengan musikalisasi puisi. Sejenak para pengunjung terpaku pada Aprilian Bima.
Bima menggunakan bahasa isyarat dalam menjelaskan, karena ia teman tuli atau tuna rungu. Cara Bima memvisualisasikan puisi dengan isyarat, sama halnya ketika mewujud bentuk ide dalam lukisan. Angkatan 2015 yang banyak prestasi. Prodi Seni Rupa Murni FSRD UNS almamater Bima dalam mempertajam kemampuan kognisinya. Musikalisasi puisi dalam bahasa isyarat sulit dilakukan, karena bahasa isyarat memiliki kosakata berbeda (terbatas) dengan bahasa teman dengar (orang yang dapat mendengar).
Contoh menarik yang Bima bagikan adalah frasa mata dosa berarti zina mata karena melihat pornografi dan mata hujan untu mengganti istilah menangis. Senja berarak bersekutu dengan malam ketika pembawa acara menutup jumpa. Hari ini terakhir dari 9 hari Festival Literasi ‘Patjar Merah’ diadakan. Pertemuan antara buku, pegiat literasi, komunitas sastra dan seni telah berhasil meresidu memori tentang jumpa dan berpisah. Kegiatan diakhiri oleh penampilan musikalisasi dan teatrikal dari berbagai penjuru nusantara.
Humas FSRD UNS 2023