Prodi Seni Rupa Murni FSRD UNS Kembali Gelar General Lecture Bertajuk ‘Art Jog : The Strategies of Becoming’

FSRD — Program Studi (Prodi) Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) kembali menggelar General Lecture yang bertajuk Art Jog : The Strategies of Becoming” pada Rabu (1/11/2023). General Lecture yang digelar di Aula Gedung HB. Sutopo FRSD ini menghadirkan seorang pembicara dari Yogyakarta. Beliau adalah Bambang Witjaksono atau kerap dipanggil Bambang Toko yang merupakan seorang kurator, dosen, dan seniman dari Yogyakarta.

Dr. Desy Nurcahyanti, S.Sn., M.Hum. selaku Kepala Program Studi Seni Rupa Murni sekaligus moderator dalam kegiatan General Lecture ini mengucapkan rasa terima kasih dan selamat datang kepada Bapak Bambang sudah bersedia hadir untuk memberikan ilmunya kepada mahasiswa dalam kegiatan General Lecture di FSRD UNS ini.

“Saya sangat berterimakasih kepada Bapak Bambang sudah berkenan hadir di FSRD UNS. Suatu kebanggaan bagi saya dapat bertemu dan mengobrol banyak dengan Bapak Bambang hari ini bersama mahasiswa-mahasiswa kami” ungkap Dr. Desy.

Dr. Desy juga menjelaskan mengenai profil dari Bapak Bambang Witjaksono. Bambang Witjaksono pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Seni Rupa dan Desain Insitut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada tahun 1997. Beliau menyelesaikan gelar masternya pada tahun 2004 di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB), kemudian menempuh program Doktor pada program Kajian Seni dan Budaya (Seni dan Masyarakat) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2019.

Dalam pemaparan materinya yang mengambil topik “The Strategies of Becoming”, Bapak Bambang memperkenalkan Art Jog sebagai pameran seni rupa kontemporer tahunan di kota Yogyakarta. Pameran ini biasanya diselenggarakan satu-dua bulan penuh pada periode Mei hingga September. Art Jog dianggap sebagai barometer seni rupa kontemporer di Indonesia karena selalu menampilkan seniman lokal dan internasional dari berbagai kalangan dengan karya dua dan tiga dimensi, seni pertunjukkan hingga instalasi.

Secara bertahap berdasarkan materi yang telah dipaparkan Pak Bambang, Art Jog merupakan nama yang disepakati penggunaannya pada tahun 2010 sekaligus mempermudah penyebutannya. Nama Art Jog  juga selaras dengan serangkaian acara art fair lainnya. Salah satu strategi untuk menarik minat khalayak ialah dengan menonjolkan tampilan fasad bangunan guna menerjemahkan tema Art Jog yang berbeda setiap tahunnya. Art Jog mulai menampilkan karya-karya seniman ternama luar negeri pada tahun 2011. Pemilihan seniman/bintang tamu dilakukan berdasarkan tema yang dipilih serta mempertimbangkan popularitas artists tersebut.

Menurut Bapak Bambang, Art Jog adalah event yang tumbuh bersama dengan pengunjungnya. Art Jog menjelaskan pentingnya sebuah jejaring. Dalam pameran ini diangkat suatu tema khusus dan membentuk interpretasi baru berdasarkan format yang dapat direspon secara mudah oleh pengunjung. Pameran ini juga memberi kesempatan untuk mengedukasi banyak orang tanpa perlu justifikasi khusus, sehingga semua kalangan dapat ikut berinteraksi.

Humas FSRD UNS 2023

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *