Research Group Kriya dan Inovasi Prodi Kriya Tekstil FSRD UNS Kembangkan Diversifikasi Produk Batik di Boyolali

FSRD – Batik terus berkembang dan erat dengan kebutuhan pakaian masyarakat saat ini. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu daerah penyangga area Solo Raya yang terus berkembang dalam hal pariwisata, industry, pertanian, UMKM dan berbagai sektor lain. Salah satu UMKM rintisan yang terus berkembang adalah Dewi Batik yang berlokasi di Tambahrejo RT. 01/ RW. 02, Winong, Kecamatan Boyolali.

Research Group Kriya dan Inovasi Prodi Kriya Tekstil FSRD UNS yang diketuai oleh Prof. Dr. Sarwono, M.Sn. melakukan upaya pelatihan penciptaan diversifikasi produk UMKM Dewi Batik Boyolali melalui penerapan teknik batik cap kertas dan pewarnaan alami untuk pengembangan motif batik simplicity. Pelatihan ini diikuti oleh tim Dewi Batik Boyolali dengan pemateri Ratna Endah Santoso, S.Sn., M.Sn. dan M. Rudianto, S.Sn., M.Sn. Pelatihan dan pendampingan UMKM Dewi Batik Boyolali merupakan pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat Hibah Research Group (PKM HRG-UNS 2024) yang dinaungi LPPM UNS.

Pelatihan ini sebagai penerapan hasil riset dan inovasi Prodi Kriya Seni FSRD UNS yang berfokus mempelajari desain tekstil dan fashion, yang diterapkan pada dunia industry. Sinergi Kerjasama perguruan tinggi Universitas Sebelas Maret dan UMKM di Kabupaten Boyolali merupakan implementasi program Kampus Merdeka bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Kegiatan ini melibatkan dosen, mahasiswa dan masyarakat penerima manfaat.

Produk batik cap merupakan jenis batik yang paling banyak diminati oleh konsumen Dewi Batik Boyolali, karena harganya yang masih cukup terjangkau dibanding batik tulis maupun batik kombinasi. “Saya ingin lebih mengembangkan batik cap sebagai stock produk batik di showroom” keinginan yang disampaikan Ibu Dewi, Pemilik Usaha Dewi Batik Boyolali.

Kendala yang dihadapi dalam melakukan diversifikasi atau memperbanyak keragaman dan pilihan produk batik cap adalah pada biaya produksi, khususnya dalam pembuatan alat cap batik dari bahan tembaga. Ketika akan memproduksi batik cap dengan motif baru maka dibutuhkan alat cap baru dengan harga yang relatif mahal. Pembuatan alat cap akan berdampak pada kenaikan biaya produksi dan berpengaruh pada harga jual produk.

Humas FSRD UNS 2024

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *