Kegiatan sharing lecture Levi’s merupakan kegiatan kali kedua yang diselenggarakan oleh Levi’s Indonesia bekerjasama dengan FSRD. Kuliah Umum Levi’s dihadiri oleh mahasisa semua Program Studi di FSRD bertempat di canopy hall FSRD. Mahasiswa sangat antusias menghadiri sharing lecture levi’s hingga beberapa mahasiswa harus mengikuti sharing lecture sambil berdiri. Kegiatan “sharing lecture Levi’s” dibuka oleh Dekan FSRD, Ahmad Adib, menyatakan kekaguman nya pada levi’s sebagai merk yang fenomenal hingga saat ini dan belum ada yang mengalahkan dari segi brand dan penjualan. Beliau juga menyampaikan hendaknya momen seperti kuliah umum ini dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya.
Sharing LectureLevi’s dihadiri oleh Marketing Brand Levi’s Indonesia dan Divisi Department Sore and Retail. Andhita (Marketing Brand Levi’s) menyampaikan rasa terima kasih nya kepada FSRD atas kerjasama yang terjalin selama ini dan berencana untuk melanjutkannya pada tahun-tahun ke depan, beliau juga menyampaikan kegiatan levi’s merupakan salah satu upaya uluran tangan dari pihak levi’s kepada pihak universitas dalam mengenalkan serta memberikan pengalaman dunia pekerjaan kepada mahasiswa. Menurut Andhita, desain mahasiswa FSRD tidak kalah bersaing dengan desain internasional. Hal ini dibuktikan pada kegiatan Tailor Shop yang dilaksanakan Levi’s beberapa bulan yang lalu dengan menggandeng beberapa mahasiswa FSRD untuk mendesain produk Levi’s. Kegiatan ini diakui oleh pihak Levi’s mampu mendogkrak penjualan Levi’s hingga 40%. Andhita menghimbau kepada mahasiswa untuk belajar menggali kebudayaan local agar dapat direalisasikan menjadi desain kelas dunia. Andhita menambahkan bahwa desain yang baik adalah yang bisa di ekskalasikan jika diterima konsumen.
Acara inti dari Sharing Lecture Levi’s adalah pemaparan tentang latar belakang industry fashion dengan merk Levi’s. Sesi Sharing Lecture levi’s meliputi, sejarah levi’s, bisnis global levi’s,retail business practice, closing (interview). Sesi kuliah umum disampaikan oleh Christine Sitorus sebagai (Department Sore and Retail) pada sesi ini diceritakan mengenai sejarah awal mula berdirinya perusahaan levi’s pada 20 Mei 1873 oleh Levi Strauss. Perusahaan ini bersifat internasional dengan 3 divisi geografis: Levi’s Amerika Utara bermarkas di San Francisco, Levi’s Eropa bermarkas di Brussel, Levi’s Asia Pasifik bermarkas di Singapura. Sejarah Levi’s sangat menarik untuk diketahui, terutama produk Levi’s paling legendaris yaitu Celana 501, celana yang pertama kali dibuat oleh Levi Strauss. Evardsen Rumajar memberikan tips dan informasi penting bagi mahasiswa bagaimana cara membedakan celana Levi’s 501 yang asli dan yang palsu.
Christine Sitorus, divisi retail, memaparkan bagaimana pentingnya suatu brand dibangun agar konsumen merasa memiliki brand tersebut, serta visi dan misi perusahaan dalam menjaga kualitas produknya. Menurut Christine Levi’s tetap mengikuti perkembangan zaman namun tetap mempertahankan sejarah awal mula berdirinya levi’s. Komitmen yang selalu dijaga adalah Levi’s tetap berinovasi namun tidak lupa pada identitas nya. Levi’s mengembangakan konsep originality, integrity, empathy, dan courage dalam menjalankan usaha nya. Prinsip-prinsip itulah yang selalu konsisten dipegang oleh levi’s dalam mengikuti perkembangan zaman dan persaingan. Ketika perkembangan zaman menuntut untuk pemasaran produk secara online, levi’s juga hadir di pasar online. Banyak dijumpai produk original levi’s di berbagai online store, seperti Zalora, Lazada, dan Matahari Mall.
Namun, perkembangan zaman juga telah menghasilkan persaingan ketat pada ranah fashion, sehingga levi’s juga harus menghadapi produk tiruan yang beredar dipasaran. Untuk mengatasi hal tersebut Levi’s memiliki divisi khusus yang menangani pemalsuan produk levi’s. Lemahnya perlindungan hak cipta di Indonesia sudah menjadi bagian dari tantangan tiap perusahaan besar seperti levi’s. Cara-cara yang digunakan untuk meredam pertumbuhan produk tiruan levi’s adalah dengan pendekatan dan edukasi pada pihak produsen tiruan levi’s. Levi’s memberikan himbauan bahwa produk tiruan levi’s dengan kualitas yang berbeda namun mengunakan merk levi’s adalah melanggar hukum.
[Sesi Tanya jawab dilontarkan bagaimana levi’s bisa bertahan hingga sekarang, sedangkan sekarang banyak sekali persaingan dan banyak sekali produsen peniru levi’s.
Christine menjawab, bahwa prinsip prinsip yang selalu dipegang levi’s dalam dunia fashion adalah edukasi kepada para konsumen bahwa produk levi’smemiliki kualitas terbaik, serta bagaimana levi’s telah menjadi bagian dari histori konsumen. Loyalitas konsumen terhadap produk levi’s inilah yang menjadikan produk levi’s merupakan salah satu poduk yang tergolong mahal, namun penjualannya semakin membaik. Meski banyak produk levi’s tiruan beredar di pasar, namun hal tersebut tidak berpengaruh besar terhadap penjualan produk levi’s.