FSRD UNS Bahas Strategi Pemasaran Karya Seni

SOLO – Seni rupa merupakan sebuah media yang mampu mempengaruhi penikmatnya. Di sisi lain, seorang seniman perlu menjual karyanya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena itu, seorang seniman perlu mengetahui strategi dalam bidang pemasaran karya-karyanya.

“Pengetahuan mengenai strategi pemasaran karya seni tersebut menjadi hal pokok yang harus diketahui oleh para seniman dan para calon seniman,” kata Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Ahmad Adib saat membuka kegiatan Seminar Economic Art yang digelar di Aula Wisma Seni TBJT Surakarta belum lama ini.

Dalam kegiatan tersebut hadir dua pembicara yakni Putu Sutawijaya yang merupakan Direktur Sangkring Art Space dan Heri Pemad yang dikenal sebagai Direktur dari Artjog.

Dikemukakan Adib, dengan dilaksanakan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan motivasi bagi para seniman maupun calon seniman dalam menggeluti bidangnya. Direktur Artjog Heri Pemad mengemukakan, membicarakan seni tentunya tidak bisa dilepaskan dari pasar, distribusi dan bursa seni atau yang secara umum dipahami sebagai art fair. Art fair mungkin adalah tiga pilar utama di seni rupa saat ini setelah biennale dan lelang yang memegang pelaku penting dalam dinamika yang terjadi.

Seni rupa menurutnya sudah jelas bahwa kehadirannya memberikan tawaran ekonomi. Dan ini merupakan indikasi yang positif bahwa karya ini memiliki nilai distribusi yang berlipat. Disatu sisi pada aspek gagasan, pewacanaan dan lelaku budaya. Di sisi Jain, apreasinya juga menyentuh konversi ekonomis.

Tunjang Dinamika

“Hal ini juga menunjang satu dinamika pertumbuhan ekonomi dalam negeri, meski belum didukung oleh infrastruktur/ sistem langsung dan terbuka yang melibatkan piha.k pemerin- tahan karena pelaksanaannya masih dilaksanakan oleh komunitas atau lembaga independen,” ujarnya.

Dua Narasumber yang hadir dalam kesempatan itu telah banyak dikenal melalui karya- karya senirupa yang dipamerkan di berbagai kota di Indonesia. Atas prestasinya, Putu menerima sejumlah penghargaan. Salah satu karyanya yang cukup dikenal adalah ilustrasi pada novel Anak Bajang Menggiring Angin karya Sindhunata. Ada- pun Heri Pemad semenjak kuliah sudah aktif berpameran di dalam dan luar negeri sampai dengan tahun 2005.

Menerima sejumlah penghargaan salah satunya penghargaan dari Nokia Art Award Asia Pacific pada tahun 1999. Mulai menyatakan sebagai rut manager sejak tahun 2003, kemudian mendirikan art management pada tahun 2004. Adapun peserta acara seminar Economic Art berasal dari kalangan umum, mahasiswa, seniman. budayawan, serta kurator Galeri Balai Soedjatmoko. (G 18-20)

(Suara Merdeka, Solo Metropolitan 19 des 2017)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *