MULTIFRAME 4 INTERNATIONAL ART EXHIBITION

INTRODUCTION TO CURATORIALS

FROM PANDEMIC TO ENDEMY, “with the power of art together we create a happier world”

Bersyukur kita sudah melalui pandemic covid 19 dengan varian delta dan omicronnya, 2 tahun kita hidup, beraktifitas, bekerja, berjualan dan belajar didalam rumah, mungkin akhirnya kita sudah terlanjur akrab dan menikmatinya, tetapi hidup terus berjalan dengan dinamikanya, kita dituntut untuk terus menyesuaikan.  Virus corona sudah mampu kita tanggulangi dari pandemic menjadi endemic saatnya kita melangkah dan hidup berdampingan dengannya.

Cropley (1967) menunjukkan perlunya hal-hal kreatif menjadi ”bermanfaat” bahwa seni juga “dituntut” memberikan manfaat, kebaikan untuk manusia dan untuk kehidupan di dunia ini. Hutchinson (1931, hlm. 393) menggunakan kata kreativitas dan memasukkan ” kepraktisan ” dalam pandangannya, pemikiran kreatif untuk etika, bukan pada teknik mencapai kreativitas itu sendiri. Dari sudut pandang yang lebih praktis, pemikiran kreatif membuat transformasi di dunia” (realistis atau berguna  untuk hidup kita). Ketika dua tahun beraktifitas didalam rumah kita baru menyadari bahwa seni melekat dalam kehidupan kita sehari-hari, apa yang kita gunakan, apa yang kita makan, dimana kita tinggal dan beraktifitas seni melingkupinya. Baju yang kita pakai adalah pekerjaan desainer tekstil/pembatik/perancang busana dan penjahit, asesoris dan perhiasan juga dikerjakan desainer perhiasan, begitu juga dengan sepatu, topi, tas dll. Rumah beserta perabotnya ada pekerjaan arsitek dan desainer interior, ada elemen-elemen estetis yang selalu disematkan supaya terlihat indah, hommy untuk yang tinggal dirumah tersebut. Betapa seni sangat bermanfaat untuk dunia.

Menurut William Blake, “seni adalah pohon kehidupan” layaknya pohon yang memiliki akar, batang, ranting, daun, bunga dan buah yang berguna untuk mahkluk hidup lainnya. Seni diharapkan  mempunyai akar humanism yang kokoh tumbuh menjadi pohon yang kuat dimana ranting-rantingnya adalah seni rupa (kriya, desain, murni), seni pertunjukan, seni media rekam. Yang kemudian akan menghasilkan buah-buah karya yang mengagumkan, yang akan menyuplai energy kebahagian kepada dunia. Seniman membuat karya seni yang memancarkan pesan dari langit, dari laut, dari angin, dari air, dari api, dari pohon, dari bumi lewat kanvas, cat, tanah liat, batu, kain yang akan menjadi karya yang indah. Karya -karya ini bagaikan cahaya yang memasuki relung-relung hati manusia dan membuat mereka bahagia.

John Dewey memaparkan dalam bukunya Art as Experience, pengalaman harus dipahami dari segi kondisi kehidupan. Hidup berjalan tidak hanya di lingkungan tetapi dalam interaksi dengan lingkungan itu. Makhluk hidup menggunakan organ-organnya untuk berinteraksi dengan lingkungan melalui pertahanan dan penaklukan. Setiap kebutuhan adalah kurangnya penyesuaian yang memadai terhadap lingkungan, dan permintaan untuk memulihkan penyesuaian dan setiap pemulihan diperkaya oleh resistensi yang dipenuhi dan diatasi.

Seniman, khususnya, memupuk perlawanan dan ketegangan untuk mencapai pengalaman yang sama. seniman berpikir dan memiliki momen estetika. Pemikiran seniman  terwujud dalam objek saat ia bekerja dan berpikir dalam medianya. Pengalaman menandakan kehidupan yang tinggi dan keterlibatan aktif dengan dunia. Dalam bentuk tertingginya melibatkan identifikasi diri dan dunia. Pengalaman seperti itu adalah awal hadirnya seni.

Pengalaman langsung adalah fungsi interaksi manusia dengan alam di mana energi manusia secara konstan diubah. Pengalaman estetika melibatkan sebuah drama di mana aksi, perasaan, dan makna adalah satu. Hasilnya adalah keseimbangan. Ini hanya mungkin di dunia di mana makhluk hidup kehilangan dan membangun kembali keseimbangan dengan lingkungannya. Kebahagiaan adalah hasil dari pemenuhan yang mendalam di mana seluruh keberadaan kita telah disesuaikan dengan lingkungan. Seniman harus mampu beradaptasi dengan segala situasi, seperti saat ini dari pandemic ke endemic.

Dua tahun kita hidup dalam kedukaan ketidakpastian saatnya untuk bangkit dan hidup bahagia, buatlah dunia bahagia dengan karya seni.

EXHIBITION PARTICIPANTS
Exhibitors consist of individual and group artists, lecturers, students from all over the archipelago and invited artists from abroad.
Each participant is required to fill out a willingness sheet form and CV/resume and a maximum of 50 words of draft work as soft data files in Word Document format. CV consists of: Personal data, email, and self-portrait as well as images of the work that will be exhibited (maximum 5 MB). Everything is available in the Google form, just upload the data.
For Participants who have not completed the data for E-Catalog purposes at the specified time, the committee will use the data as is.
All completeness of exhibitor data (participant willingness sheet, CV sheet, work photo, and self photo) will be sent no later than 30 September 2022 to the committee’s e-mail address. NOTES ABOUT ART WORKS
Crafting and preparing at works is the responsibility of the Artists.
The works exhibited are interpretations or responses related to curatorial themes
The works created are new and originals, made within the period of 2019 to 2022, and belong to each participant.
The media and techniques used for creating 2-dimensional and 3-dimensional works (sculpture, ceramics, painting, graphics, and mixed media). WORK SELECTION SYSTEM
The curator will carry out a selection process for a maximum of 2 entries.
The selected works are contextual art ones with the theme “FROM PANDEMIC TO ENDEMY, “with the power of art together we create a happier world”
The curator has the right to provide input on the conditionally accepted work.

The display of the art works is a Virtual Exhibition where all works are exhibited in a virtual room by utilizing a system of art works simulation in an exhibition room.

Publication will be carried out through various printed and electronic media.

The committee will produce an e-catalog for the exhibition and the exhibitors will receive a file.

Each exhibitor will obtain a certificate of participation.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *